Pagelaran Wayang Layang Panjang 3 Dalang Hadir di Taman Budaya Surabaya

Surabaya – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim melalui UPT Taman Budaya kembali menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit yang dilaksanakan di Taman Budaya Surabaya (20/10/2023).

Namun kali ini ada yang beda. Yakni pertunjukan wayang kulit kaki ini dibawakan oleh tiga dalang sekaligus. Dan pantas saja disebut pagelaran wayang layar panjang dengan tiga dalang.

Yakni Ki Cahyo Kuntadi, Ki Rido Widhiono, Ki Yanuar Finna dari Institut Seni Indonsia (ISI) Surakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya dalam pagelaran kali ini mengambil lakon “Jaka Kembang Kuning” dengan cerita Panji.

Dikisahkan Panji Asmara bangun dan Dewi Sekartaji telah lama menjalin kasih, keinginannya untuk segera menjadi pasangan suami-isteri terpaksa harus dikesampingkan, karena ia memnuhi panggilan tugas sebagai calon raja.

Sebagai calon raja, Panji Asmara bangun harus mempersiapkan diri untuk menimba ilmu pengetahuan berbagai bidang. Selain itu, ia harus mampu mengakomodasi keinginan rakyat demi untuk mensejahterakan mereka.

Dalam rangka untuk mencapai harapannya tersebut, ia memutuskan untuk pergi dengan menyamar sebagai pemuda desa, bernama Joko Kembang Kuning.

Kepergian Panji Asmara bangun membuat perasaan galau Dewi Sekartaji yang sekian lama telah menunggu namun tidak mendapatkan kepastian dari Sang kekasih.

Situasi gundah Dewi Sekartaji ini semakin memburuk, ketika datang surat dari Prabu Klana Gendhing Pita yang menyatakan ingin meminang sebagai isteri.

Oleh karena tidak tahan dalam menghadapi situasi yang sulit itu, Dewi Sekartaji memutuskan untuk pergi dari Kadiri tanpa sepengetahuan Ayahandanya, dan kerabatnya.

Ketika Joko Kembang Kuning menolong beberapa gadis tetangga yang diganggu oleh prajurit Prabu Klana mendapatkan kabar bahwa pujaan hatinya telah lama pergi meninggalkan Kadiri.

Dan oleh Prabu Brawijaya kepergiannya dibuat sayembara: Yakni “siapa saja yang dapat membawa pulang Dewi Sekartaji dalam keadaan segar bugar, dialah yang berhak menjadi suminya”.

Singkat cerita dengan berbagai pertimbangan akhirnya, Jaka Kembang Kuning memutuskan untuk mencari Dewi Sekartaji dengan cara mengadakan pertunjukan sulap.

Di suatu hari saat ia mengadakan pertunjukan dilihatnya seorang gadis, ia sangat mengenal gadis itu yang diyakini bahwa dia permata hatinya yang hilang.

Disisi lain, ketika Dewi Sekartaji melihat pemuda pemain sulap, ia seperti mengenalinya bahwa pemuda itu adalah kekasihnya Panji Asmarabangun.

Dengan segera Dewi Sekartaji berlari menjauhkan diri. Panji Asmarabangun merasa yang dicari ada di dekatnya segera ia menyusul mengejar.

Akhirnya terjadilah kejar-mengejar takterelakkan. Setelah keduanya bertemu, dengan kearifan disertai rasa saling pengertian akhirnya, mereka mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan diantara mereka.

Pagelaran wayang kulit kali ini bertujuan untuk merangkul generasi muda dalam melestarikan wayang dan cerita panji yang sebelumnya di siang harinya dilakukan Workshop Sabet Tematik. (her)

Turut hadir pada pergelaran tersebut :
• DR. H. Jarianto, M.Si. selaku Ketua STKW Surabaya.
• DR. H. Rasiyo, M.Si. selaku Budayawan Jawa Timur.
• Sinarto, S.Kar., MM. Selaku Ketua PEPADI Jatim.
• RIS Handono selaku pengurus Komunitas Wanita Berkebaya Surabaya.
• Sukatno, S.Sn., MM. Selaku Budayawan Jawa Timur.
• Madiro selalu ketua PEPADI Surabaya.
• Hendy Yuda selaku Ketua Komunitas Tunggak Jati Nusantara.
• Ki Handoko Pilih selaku Pengurus KSBN Jatim.
• Merry selaku Paguyuban Budaya Surabaya.
• Para Komunitas Budaya di Surabaya Raya.
• Para Mahasiswa Mahasiswi Kampus di Surabaya Raya.
• Guru dan Pelajar SMK/SMA di Surabaya Raya.
• Para Awak Media yang hadir.
• Perwakilan ISI Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *