K.R.T. Eko Wahyudi Rekso Mulyo, S.Pd, S.Pd.I, M.M
* Ingin Punya Museum Pribadi
K.R.T. Eko Wahyudi Rekso Mulyo, S.Pd, S.Pd.I.M.M.(37) atau lebih akrab dipanggil dengan Mas Eko adalah seorang yang sederhana, tapi dibalik kesederhanaannya ternyata beliau adalah seorang yang multi talenta, Budayawan dan spiritualis Muslim yang pernah mendapatkan berbagai macam penghargaan seperti Posmo Award 2013, Gelar Kekerabatan dari Kraton Glagah Wangi Demak, Metafisikawan terbaik Indonesia sebagai Ahli Pusaka dari penerbit Menara Madinah, dan penghargaan Posmo Award 2015 ini.
Pernah menjalani berbagai macam profesi sebagai seniman, guru silat, guru teater, komedian, bahkan pernah menjadi guru dibeberapa sekolah swasta di daerah Mojokerto dan pasuruan. Mas Eko juga pernah menjadi Kepala Sekolah di MI Wahid Hasyim Watukosek – Gempol – Pasuruan pada Tahun 2008 s/d 2012.Berbagai profesi yang dijalani Mas eko menempanya menjadi pribadi tangguh yang bersahaja dan rendah hati, betapa tidak dengan gelar sosial dan akademis yang dimilikinya dia lebih suka dipanggil Mas Eko dari pada Ustad, Gus, Kyai ataupun panggilan yang sesuai dengan profesi yang dijalaninya saat ini.
Mas Eko adalah seorang pribadi yang bersahaja.Sejak kecil Mas Eko diajarkan kedua orang tuanya untuk hidup mandiri dan pantang menyerah. Pada usia 9 sampai 10 tahun Mas eko pernah menjadi pedagang asongan di Surabaya dengan menjajakan kue dijalan – jalan trotoar Surabaya antara halte bus Kupang sampai KBS (kebun binatang Surabaya) naik turun bus kota, hal ini Dia lakukan untuk membantu kehidupan ekonomi orang tuanya yang pada waktu itu memang benar – benar memprihatinkan.
Pada usia 10-12 tahun Mas Eko dititipkan pada Neneknya ( Bu De-nya Bapak) didaerah Pucang Arjo. Disana Eko kecil tetap bersekolah di SDN. DR. Soetomo IV di jalan kupang segunting sambil mengaji dipondok Al – Barokah yang dipimpin Oleh K.H. Achmad Musyadad ( Alm.). Ini dilakukan kedua orang tuanya karena mereka mengadu nasib bekerja didaerah Ngoro – Mojokerto. Namun demilikian setiap bulan sekali orang tuanya menjenguk dan memberinya bekal secukupnya. Menginjak usia 13 tahun, Eko kembali ikut kedua oarng tuanya di Desa Sedati, Kec. Ngoro – Kab. Mojokerto namun kondisi perekonomian keluarganya belum juga ada perubahan, ditempat tersebut keluarga Eko hanya mampu menyewa sebidang tanah dan didirikan sebuah rumah bambu. Eko kecil yang sekolah di SMPN 1 Ngoro tidak mau tinggal diam Dia tetap membantu orang tuanya dengan menjual kue dengan menitipkannya pada salah satu warung yang ada disekolah itu.
Setiap hari penuh keprihatinan, untuk makan harus ngutang dulu kewarung tetangga sedangkan lauknya harus minta pete dikebun tetangga untuk dijadikan dadar ataupun mencari lompong dipinggir sungai untuk dijadikan sayur. Pada usia 14 tahun Eko tertarik pada seni beladiri, maka Bapaknya pun (Sareh) menitipkannya pada salah satu perguruan seni beladiri silat yaitu Budi Suci Wilwatikta (BS) yang pusatnya ada di pandaan ( kab. Pasuruan). Eko terus belajar silat dengan tekun, satu tahun kemudian tibalah waktu khataman ( Ujian kenaikan tingkat), untuk mengikuti kegiatan tersebut eko harus membyar adminitrasi yang cukup mahal pada waktu itu. Akhirnya Ekopun bisa mengikuti acara tersebut.
Sedangkan jiwa sosial dan kepemimpinannya didapat melalui kegiatan rutin yang diikutinya dikepramukaan. Pada suatu hari tetangganya ada yang sakit gigi dan minta tolong untuk diobati, dengan mengurut –urut pada daerah yang sakit, dan memberikan garam yang dibacakan do’a untuk dibuat berkumur orang tersebut sembuh. Beberpa hari kemudian ada orang yang disengat kalajengking hingga bengkak juga minta diobati, dan setelah diobati juga memperoleh kesembuhan. Lama kelamaan nama eko semakin dikenal warga didesanya mampu mengobati berbagai penyakit. Tidak itu saja, beberapa tentara yang akan berangkat perang keacehpun minta “digembleng “ eko kecil. Ekopun melayani semuanya dengan ikhlas, dia juga menambah dan terus mengasah kemampuannya dengan berguru pada beberapa orang waskita yang ada didaerahnya. Pada usia 16 tahun eko melanjutkan sekolahnya di SMUN 1 Mojosari, tapi kehidupan ekonomi keluarganya juga belum ada perubahan,eko tetap membantu dengan berjualan kue sambil sekolah.
Dari hasil berjualan kue tersebut Eko mampu menabung Rp.5.000 setiap hari. Eko yakin tabungannya nanti akan berguna untuk masa depannya. Di sekolah ini Eko menekuni beladiri karate Funakhosi hingga sabuk hitam. Diluar sekolah Eko terus mencari ilmu dengan berguru pada para Kyai dan ulama yang terkenal waskita dan linuwih, diantaranya Kyai Haji Abdullah Musawai ( Alm.) Tulangan, kyai Baidowi Probolinggo, Gus Mad Pasuruan, Gus Ali ( Bpk. Ali Akbar) japanan – Pasuruan, dan Kyai Masyhudi ( Peterongan Bangsal – Mojokerto), dan ahli – ahli metafisika diberbagai tempat. Setelah lulus SMU pada tahun 1997, eko mulai mengajarkan ilmu beladiri yang dimilikinya pada pemuda setempat dibawah naungan karang taruna Desa Sedati Kec. Ngoro. Kab. Mojokerto. Karena semakin hari peminatnya semakin banyak pada 1 oktober 1997, secara resmi perkumpulan olah raga beladiri
yang dipimpinnya diresmikan menjadi sebuah perguruan yang bernama Perguruan Seni beladiri Silat Tenaga dalam “ Bhakti Persada” Indonesia. Dengan bantuan temannya yang bernama Winarti dan Shulton Amin, Eko mulai mengurus legaliatas perguruanya. Akhirnya Perguruan Seni Beladiri Silat Tenaga Dalam “Bhakti Persada” Indonesia memiliki legalitas berupa :AKTE NOTARIS CHUSEN BISRI, SH NO.40 TANGGAL 19 MEI 2001, Pengesahan dari Pengadilan Negeri dengan nomor: NO.36/VI/REGBSYYS/200/PN.MKT dan menggabungkan diri pada induk organisasi IPSI Cabang Kabupaten Mojokerto dengan no keanggotaan ANGGOTA IPSI NO. 05/IPSI KAB/IV/2001 serta nomor induk kesenian dari departemen Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Mojokerto dengan Nomor: NO. INDUK KESENIAN: 430/PS10.01/416-109/2005.
Ingin Jadi Tentara
Setelah lulus SMU sebenarnya eko bercita – cita untuk menjadi seorang tentara atau Polisi tetapi maksudnya tidak kesampaian, akhirnya Eko memutuskan untuk bekerja diPabrik kayu (Profil Indah kharisma) sambil kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Swasta (Univ. Kanjuruhan Malang) dan lulus pada tahun 2001. Setelah itu Eko memutuskan untuk mengabdikan dirinya sebagai guru. Pada tanggal 04 juni 2010 , Eko menikahi seorang gadis yang umurnya 10 tahun lebih muda dari usianya. Dia adalah Luluk mufidah rahayu, S.PdI. Putri dari Haji.Muhammad taufik dan Hj. Munadziroh, S.Ag. Suatu hari istrinya berkeberatan dengan adanya pusaka yang dimiliki Mas Eko, dia memintanya untuk menjual pusaka-puska tersebut. Untuk menyenangkan istrinya Mas Eko pun menjual pusaka-pusaka yang dimilikinya melalui sebuah blog diInternet :www.barangantikbertuah999.blogspot.com, yang sekarang berubah menjadi www.barangantikbertuah999.com anehnya barang yang dijual Mas Eko gak malah habis tapi bertambah banyak.
Mengetahui hal ini istri Mas Eko pun jadi maklum dengan Hobi Mas Eko dan memberi Suport apapun yang dilakukan MasEko asal tidak bertentangan dengan aturan agama dan Negara. Saat ini Mas Eko telah memiliki Ribuan Pusaka berupa Keris, Tumbak, Pedang, Tri sula, Dwi sula, dan berbagai macam Tosan Aji. Selain itu Mas Eko juga memiliki koleksi Ribuan batu Mustika dan permata, semua tersimpan rapi di Galery sekaligus Klinik Alternatifnya GEDONG PUSAKA BHAKTI PERSADA di Desa Sedengan Mijen Rt.10, Rw.04 kec. Krian, Kab. Sidoarjo. Ditempat tersebut Mas Eko juga mendarma baktikan keilmuan yang dimilikinya dengan memberikan pengobatan segala macam Penyakit Medis dan Non Medis dengan biaya Sukarela. Beliau juga mengajarkan berbagai Ilmu Hikmah dan Kanoragan bagi siapa saja yang berminat. Saat ini mas Eko sudah dikaruniai dua orang anak.
Yang pertama bernama Dyah Ayu Cinta Wahyudi ( 3,8tahun) dan yang kedua bernama Muhammad Arjuna Wahyudi (4 Bulan) .Mas Eko sangat bersyukur atas semua anugrah yang diberikan Tuhan Kepadanya. Sebagai ahli Pusaka diGedong pusaka miliknya tersimpan ratusan bahkan ribuan Pusaka, tersusun rapi juga ribuan batu mulia dan mustika, uang kuno, teracotta, patung- patung perunggu temuan dan berbagai macam artefak yang merupakan penemuan baik sungai maupun galian tanah. Suatu saat nanti Mas Eko ingin memiliki Musiem pribadi dimana siapa saja dapat melihat dan belajar budaya luhur warisan Nusantara. Pesannya “belajarlah sesuatu pada ahlinya, syukuri apa yang telah dimiliki, bersabar atas ujian yang deberikan Tuhan dan Ridho/ ikhlas atas semuayang terjadi, karena hakekatnya apa yang terjadi kepada kita adalah kehendak Tuhan. (dan)
No Hape Mas Eko Berapa Ya?
No hape mas eko berapa yah?