Arin Choiriyah, Bergelut Dengan Aksesoris Untuk Meraih Mimpi
Arin Choiriyah, begitu ia biasa dipanggil. Ibu muda ini begitu getol merajut masa depannya dengan membuat satu kerajinan yang memiliki nilai tambah bagi ia dan keluarganya.
Arin memulai usaha membuat aksesoris dan jewelery sejak tahun 2017 lalu. Ia seorang diri memulai usaha dengan telaten disela waktunya sebagai ibu rumah tangga. Karena sang suami pun sibuk bekerja.
Sempat disinggung bagaimana ia mengatur waktu mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah tangga, memilih model-model aksesoris, hingga membuatnya sendiri.
Bahkan tidak itu saja, urusan memasarkannya pun tetap ia lakukan sendiri. Padahal soal pemasaran juga tergolong rumit lho ..? Mulai dari memotret, mengatur pencahayaan, pose, dll.
Selain itu ia juga harus bergelut dengan dunia internet sendiri. Membikin akun, mengapluad, merespon pasar, dll. Semua sendiri. Hadeuw, kebayang gak sih betapa capeknya?
Namun meski begitu kegiatan ini tetap ia jalani dengan senang hingga saat ini. Baru-baru ini Arin memberanikan diri untuk ikut dalam kurasi produk UMKM yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM provinsi Jawa Timur dalam rangka meningkatkan kemampuan UMKM.
Kini diusianya yang baru beberapa tahun berdiri ia sudah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang lumayan cukup untuk menunjang kebutuhan rumah tangga.
Ia berharap dengan keikutsertaannya untuk mengikuti kurasi akan terbuka satu peluang yang dapat memajukan usahanya. Lebih-lebih soal pemasaran yang selama ini hanya ia lakukan melalui platform Instagram.
Di pagi hari yang umumnya masih fresh dan santai waktu tersebut ia gunakan untuk membuka buka Instagram, browsing dll yang berhubungan dengan dunia internet.
Agak siangan setelah selesai pekerjaan rumah tangga baru ia curahkan waktunya untuk membuat satu produk. Dan tidak heran bila satu produk dapat dikerjakan berhari hari tergantung modelnya.
“Ia mas kalau pagi itu saya biasanya membuka buka ig, upload foto, balesin komen, dll”, katanya yang memiliki follower 3 ribuan ini.
Arin sampai saat ini merasa tidak kesulitan untuk bahan baku. Karena itu bisa ia dapatkan dengan mudah. Namun soal harganya yang kian naik membuat wanita asal Mojokerto ini mengernyitkan dahi.
“Kalau bahan baku sih tidak sulit, tapi ya gitu, harganya terus naik”, terangnya saat ketemu di kantor Dinas Koperasi dan UKM waktu lalu.
” Ya lumayan lah sekitar 6-7 jutaanlah per bulan”, katanya. Alhamdulillah, mudah-mudahan kedepan tetap lancar dan tambah berkembang ya Bu …..? (ian)