Pelaku Usaha Home Stay, Desa Wisata, Kuliner, Souvenir dan Fotografi Mendapat Pelatihan Digital
Malang – Jawa Timur tidak saja dikenal dengan ragam destinasinya yang ada. Tapi juga banyak sekali makanan atau kulinernya yang tak kalah menarik untuk dicicipi.
Selain kuliner yang beragam pilihan dan khas, tidak ketinggian juga oleh-oleh seperti jajanan, souvenir, dll yang juga banyak pilihan.
Dengan banyaknya keberagaman itu mendorong Disbudpar Jatim perlu mewadahi atau memberikan bimbingan dan pelatihan terutama pelatihan digital yang saat ini memang eranya menuntut untuk itu.
Karena itu pada (9/12/21) para pelaku usaha di sektor tersebut mendapat bimbingan atau pelatihan mengenai dunia digital tersebut di Hotel Grand Cakra Malang.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Sinarto SKar, MM mengatakan saat ini pelaku usaha tidak saja harus pandai membuat produk melainkan juga harus pandai menjualnya. Dan salah satu cara untuk menjual tersebut adalah melalui dunia internet atau digital.
“Kita tidak saja mengandalkan penjualan konvensional, melainkan dunia IT atau digital ini sangat perlu untuk dijangkau juga, karena disini pasarnya lebih luas dan simpel. Bisa menyasar siapa saja”, terang Sinarto.
Sementara itu, dari data yang berhasil dihimpun menurut Sinarto, jumlah penduduk Indonesia yang mengunakan gadget sebanyak 53% dari total penduduk Indonesia atau 100 juta lebih.
Karena itu menurut Sinarto memanfaatkan dunia digital atau teknologi digital sangat strategis saat ini. Disamping itu, lanjutnya Kementerian Komunikasi dan Informasi juga mengatakan 150 juta orang aktif di media sosial.
Karena itu pihaknya berharap dengan pelatihan yang diberikan dapat memotivasi para peserta dan menambah pengetahuan tentang dunia teknologi dan pemasaran lebih-lebih di dunia digital.
Berdasarkan data kementerian koperasi dan UKM, dengan segala potensi teknologi digital yang ada, baru sekitar 13%, atau hanya sekitar 8,3 juta dari 64,2 juta pelaku UKM secara nasional yang memanfaatkan teknologi digital, khususnya platform e-commerce.
Padahal penggunaan teknologi digital justru semakin diperlukan apalagi saat pandemi covid-19 yang berlangsung saat ini. Sebagai contoh, berdasarkan hasil survey bank dunia, beberapa usaha yang tidak mengalami penurunan pendapatan selama pandemi covid-19 ini adalah mereka yang menggunakan penjualan online sebagai sarana pemasaran mereka.
“Oleh karena itu, saya memandang upaya perluasan akses pasar, melalui platform digital merupakan keniscayaan dalam mengakselerasi transformasi ekonomi dan penguatan ekonomi khususnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif”, ungkap Sinarto. (ian)