Ditengah Gejolak Nilai Tukar, BI Jatim Pagelarkan Ludruk

Tema Pahlawan Ekonomi

Surabaya – Memperingati Hari Pahlawan tahun 2018, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan komunitas Irama Budaya Sinar Nusantara mempersembahkan pagelaran seni budaya ludruk bertajuk “Pahlawan Rupiah” pada 9 November 2018.

Kegiatan yang dihelat di gedung museum Bank Indonesia De Javasche Bank Surabaya ini dihadiri anggota komisi XI DPR RI, Indah Kurnia serta lebih dari 100 undangan dari kalangan perbankan dan komunitas penikmat ludruk di Surabaya.

“Layaknya kabuki di Jepang, saya ingin menjadikan ludruk sebagai sebuah kesenian khas Jawa Timur yang tak lekang oleh waktu dan dicintai oleh warganya,” tutur Indah dalam sambutannya.

Momen Hari Pahlawan menjadi momen yang dirasa pas untuk mengangkat kembali seni budaya ludruk di Jawa Timur. Pemilihan gedung De Javasche Bank Surabaya yang telah berdiri sejak tahun 1829 pun semakin menambah nuansa heroik dalam pertunjukan ludruk ini.

“Bank Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata, termasuk juga dengan mengangkat kembali seni budaya lokal seperti ludruk. Pelaksanaan pagelaran di De Javasche Bank ini menjadi wujud komitmen kami. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang mencintai dan mendukung ludruk sehingga mampu mendorong perekonomian Jawa Timur,” tutur Difi A. Johansyah, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur.

Pertunjukan ludruk berdurasi 1,5 jam ini mengangkat cerita tentang kehidupan masyarakat dengan berbagai dilema mereka terkait Rupiah. Alkisah terdapat Mak Iya yang dengan kesederhanaannya mampu menghidupi banyak orang dengan gethuknya, juga ada Baba Ahong yang tak mau menyimpan uangnya di luar negeri karena kecintaannya pada bangsa dan negara. Berbeda lagi dengan Mukidi yang selalu bingung dengan Rupiah yang dimilikinya dan selalu tak sabar untuk cepat-cepat menukarnya dengan US Dollar. Tokoh Mak Iya, Baba Ahong dan Mukidi ini pun menghadapi dilemanya mana kala bangsa dan negaranya membutuhkan pengorbanan mereka.

“Di tengah gejolak nilai tukar, kami mengapresiasi pertunjukan ludruk seperti ini yang kami harapkan mampu memberikan pemahaman dan membangkitkan kesadaran serta kecintaan masyarakat terhadap Rupiah. Mari menjadi berdaulat di negeri sendiri dengan mencintai Rupiah,” pungkas Difi. (kgr/ro)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *