Tingkatkan Brand Identity Diskop Jatim Kerjasama Dengan IWAPI Gelar Workshop Tren Packaging Gunakan AI

Sidoarjo – Mengawali Tahun 2025 Diskop UKM Jatim berkolaborasi dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) cabang Sidoarjo mengadakan Workshop UMKM.

Workshop yang bertemakan “Tingkatkan Brand Identity UMKM melalui Packaging dan Penggunaan AI” ini digelar pada Selasa (14/1/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan para pelaku UMKM agar dapat mengembangkan usahanya melalui peningkatan kualitas packaging dan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Artificial Intelligence (AI).

Workshop yang berlangsung di Coworking Space KUKM di gedung Galeri Batik Lt. 2 Diskop UKM Jatim ini mengundang sekitar 50 orang peserta dari anggota IWAPI dari beberapa Kab/Kota di Jawa Timur.

Ketua Dewan Perwakilan Cabang IWAPI Kabupaten Sidoarjo-Sofiyah Munir menyampaikan harapannya agar Wakil Ketua Umum yang belum melaksanakan realisasi program kerja segera membuat agenda.

“Hari ini juga akan dilantik Ketua Ranting Kec. Prambon dan sampai saat ini jumlah rating yang ada di Kab. Sidoarjo (berjumlah) 13 ranting. PR kami masih kurang 5 ranting” ujarnya di awal sambutan, memberikan semangat kepada para pelaku UKM yang ada di IWAPI.

Selanjutnya, dilakukan penyampaian materi oleh Indri Dwi Lestari Konsultan Packaging dan Owner Hade Visual. Indri Dwi Lestari memberikan materi tentang desain kemasan yang efektif untuk menarik perhatian konsumen.

Menurut Indri penting bagi pelaku UMKM untuk memperhatikan kemasan dalam rangka meningkatkan daya jual produksinya.

Kemasan Daur Ulang Lebih Diperhatikan
“Tak hanya inovatif, desain kemasan pun juga harus berkelanjutan atau ramah lingkungan. Maksudnya adalah kemasan bisa didaur ulang, minimalis, biodegradable, dan tranparansi atau visualisasi produk terlihat dengan jelas”, jelas Indri.

Lebih jauh Indri menekankan dua fungsi dari packaging. Yang pertama yakni kemasan digunakan untuk melindungi produk agar tersampaikan dari produsen ke konsumen dalam kondisi aman, tanpa kebocoran atau kerusakan.

Kedua, kemasan berperan sebagai pengganti kehadiran pebisnis atau pemilik perusahaan dalam menjelaskan keunggulan produk.

Oleh karena itu, kemasan diharuskan bersifat informatif dan mencakup informasi secara lengkap. “Setidaknya ada sekitar 9 item yang perlu dicantumkan dalam packaging produk kita.

Yakni nama jenis/merk dagang, daftar bahan yang digunakan, asal-usul bahan tertentu, logo halal, nama dan alamat produsen/importir, keterangan kadaluwarsa, kode produksi, berat bersih, dan nomor izin edar (BPOM dan P-IRT)”, urai Indri.

Selain itu Indri juga mengajak para peserta untuk simulasi membuat design packaging dengan menggunakan Kecerdasan Buatan/AI untuk lebih memudahkan dalam bekerja.

“Cukup download Aplikasi Copilot di Playstore/Appstore, log in menggunakan email, kemudian tulis prompt packaging sesuai keinginan, dan terakhir pilih ‘creat’.

“Secara otomatis AI akan memberikan beberapa referensi yang bisa dipilih untuk kemasan produk kakak-kakak sekalian”, imbuh Indri.

Di akhir sesi, Indri mengajak para peserta untuk membuat kelompok guna menguji pemahaman para peserta tentang desain packaging.

Selanjutnya, para peserta diajak untuk mempresentasikan desain packaging rancangannya secara bergantian.

Melalui workshop ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif kepada para peserta mengenai pentingnya kemasan ramah lingkungan serta mendorong industri kemasan menuju teknis dan bahan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Dengan mengadopsi kemasan ramah lingkungan serta menggunakan AI, para pelaku UMKM tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, melainkan dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar lokal maupun global. Semoga langkah ini membawa berkah ya? (her)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *