Target NZE 2060, Gubernur Khofifah Tanam 10.000 Bibit Mangrove di Romokalisari Adventure Land Surabaya
Surabaya – Dalam rangka memperkuat ekosistem mangrove dari hulu ke hilir, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar Festival Mangrove ke -5 di Romokalisari Adventure Land Kota Surabaya, Selasa (31/10/2023).
Dalam Kegiatan yang kali kelima ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama seluruh stakeholder menanam10 ribu bibit mangrove dan menyerahkan 1.000 batang tanaman Cemara udang kepada pengelola lokasi.
Selain itu, dalam kegiatan ini juga dilakukanpelepasan liar satwa, termasuk 88 ekor burung air, 5.000 benih ikan bandeng, dan 25.000 benih udang vaname.
Romokalisari Adventure Land Surabaya dipilih sebagai tempat gelaran festival mangrove dikarenakan lokasi ini telah memberi manfaat bagi masyarakat dan mendukung kelestarian ekosistem mangrove dan pesisir.
Acara yang sangat bermanfaat ini di hadiri oleh Konjen Kehormatan Inggris, Sekjen Kementerian LHK, Dirjen Percepatan Pembangunan DT, Kemendes & PDTT, Wakil Wali kota Surabaya, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim, serta para pemerhati lingkungan.
Gubernur Khofifah menyatakan bahwa Festival Mangrove bertujuan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Hal itu juga sebagai upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur guna memperkuat ekosistem mangrove dari hulu hingga hilir.
Khofifah menjelaskan bahwa luasan mangrove di Jawa Timur mencapai 27.221 hektare, mencakup 48-50 persen kawasan mangrove di Pulau Jawa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendukung penanaman mangrove di pesisir sejak 2020 melalui dana APBD, APBN, dan dukungan pihak lain, dengan total bibit mangrove mencapai 6.813.947 batang.
Sementara itu, Sekjen Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Jatim Mulyono Reaksi mengatakan jika gelaran Festival Mangrove kali ini sangat bermanfaat. Apalagi tujuannya selainmenjaga ekosistem mangrove, didalamnya juga terdapat program yang mampu mengangkat UMKM.
” Sangat apresiasi sekali karena melalui Festival Mangrove ini tentunya mengangkat juga produk – produk UMKM khususnya dari bahan baku mangrove, seperti pembuatan suvenir dan juga bisa dijadikan produk minuman seperti sirup mangrove,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Jatim Dr Ir Jumadi MMT mengatakan jika mangrove atau bakau merupakan tanaman yang luar biasa karena tanaman ini bisa menyerap emisi gas efek rumah kaca lebih kuat dibanding vegetasi biasa.
Tidak hanya vegetasi, tapi di bawah tanaman mangrove juga menjadi ekosistem perkembangbiakan yang baik bagi hewan laut seperti udang, bandeng, dan juga tempat habitat untuk berkembangnya beragam jenis ikan.
” Tanaman ini juga bisa dihilirisasi bisa jadi kue mangrove, bisa jadi keripik, jadi sirup, kemudian pewarna batik dari mangrove. Bahkan, saya kerjasama dengan yayasan gajah sumatera, itu batik mangrove bisa di review oleh produsen Herme dan diekspor ke Perancis,” ungkap Jumadi
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan jika Festival Mangrove ini harus terus digalakkan karena sangat bermanfaat bagi anak cucu di masa mendatang. Karena tanaman mangrove merupakan tanaman yang sangat kuat untuk menahan longsor. Akar tunjangnya tiga kali lebih kuat dari pohonnya.
“Jadi sebisa mungkin kegiatan ini bisa mengudukasi masyarakat, jad tanaman mangrove ini mau ditanam saja atau memang ada hal yang bisa dipetik atau bermanfaat.
” Kami juga punya produk sirup mangrove, itu diambil dari buahnya dan diproduksi dan jadilah sirup mangrove.Lebih giat lagi untuk mengadakan pengelolaan dan pengolahan makanan – makanan yang sekiranya bisa bermanfaat untuk anak cucu yang akan datang,” ujar Armuji. (guh)