Pundi-Pundi Rupiah Bisa Disemai Melalui Jagung Pulut di Puspa Lebo
Sidoarjo – Ekonomi memang tetap harus terus melaju. Langkah positif apapun harus ditempuh untuk mulai mencari jalan sejahtera bagi masyarakat.
Salah satunya adalah inovasi bidang pertanian menjadi salah satu jalan untuk mencapai kesejahteraan. Seperti yang dilakukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura “PUSPA LEBO” di Sidoarjo.
UPT ini kini mengembangkan jagung pulut sebagai andalan yang saat ini sedang digemari atau diterima pasar.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Ir. Didyk Rudy Prasetya MMA melalui kepala UPT Drs. ec. Edy Hermawan, MM mengatakan jagung pulut sangat menarik untuk dibudidayakan. Selain usia tanamnya yang singkat juga ketahanan terhadap penyakit juga bisa diandalkan.
Potensi penanaman jagung pulut juga 95% berhasil hidup alias mudah dibudidayakan. Sementara harga produksi per batang dari jagung ini tidak lebih dari Rp 25. Dan potensi pendapatan dari jagung ini tiap batang dengan dua tongkol bisa mendapatkan nilai Rp 3500. Dengan jarak tanam ideal yang disarankan yakni sekitar 30 cm antar batang.
“Untuk saat ini kebutuhan pasar sangat besar, masyarakat tidak usah khawatir menjualnya ke mana. Kami dapat menampung hasil panennya”, ungkap Edy Hermawan.
Kalkulasi bisnisnya, benih jagung pulut 1 pack atau 250 gram isi 1200 butir. Atau harga 1biji kurang dari 15 rupiah. Sedangkan potensi hidup atau tumbuh sebesar 95 persen. Dan harga tongkol pertama bisa mencapai 2000 rupiah. Sedangkan tongkol kedua bisa mencapai 1500 rupiah.
Jagung ini umumnya tumbuh hanya memiliki dua tongkol. Jadi satu batang jagung pulut bisa menghasilkan nilai rupiah sebesar 3500 rupiah per batang.
“Perhitungannya kurang lebih 1 batang tidak sampai 500 rupiah biayanya sudah termasuk pupuknya. Minimal satu batang itu menghasilkan 2500 rupiah kalau dirupiahkan. Ini merupakan potensi yang sangat besar. Apalagi kami juga sedang tinggi permintaan”, ungkap Edy.
Jagung ini penanamannya juga cukup mudah, ditanam di pinggir-pinggiran saja bisa sebagai tanaman sampingan.
Puspa Lebo sendiri menurut Edy, mempersilahkan masyarakat untuk studi atau belajar terlebih dahulu sebelum bila ingin melakukan pembudidayaan jagung pulut ini. “Monggo masyarakat yang ingin menanam jagung pulut untuk belajar dulu ke sini (Puspa Lebo) untuk mengetahui cara atau penjelasan singkat di sini. Agar hasilnya atau varietasnya sama dengan Puspa Lebo”, lanjutnya.
Ini nampaknya sangat cocok dibudidayakan di pedesaan atau desa-desa yang kini telah banyak digelontorkan bantuan keuangan dari pemerintah. Daripada bingung-bingung mencari cara pemanfaatan uangnya, bisa ditempuh cara ini sebagai ketahanan pangan melalui pedesaan. Juga dananya bisa berkembang, ndak mati”, pungkasnya (ian)