Meski Duplikat Namun Cukup Informatif dan Memadai
* Dari Pameran Museum Mpu Tantular di Taman Candra Wilwatikta
Untuk mendekatkan diri dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan museum yang sarat edukasi, baru-baru ini museum Mpu Tantular mengadakan pameran yang dilangsungkan di UPT Pengembangan Ekobomi Kreatif Taman Candra Wilwatikta Pandaan Pasuruan.
Dalam kesempatan itu museum yang sebelumnya berada di Surabaya dan pindah ke Sidoarjo diresmikan pada 14 Mei 2004 itu memamerkan berbagai koleksinya seperti perhiasan-perhiasan emas dan arca budha dari jaman prasejarah dan jaman hindu budha.
Kepala UPT Museum Mpu Tantular, Drs. Edi Iriyanto, MM mengatakan, promosi atau pameran museum Tantular ke berbagai tempat dan daerah adalah untuk jemput bola dan memperkenalkan museum kepada masyarakat agar semakin dekat dengan masyarakat karena manfaat keberadaan museum sangat penting.
” Museum memiliki beberapa fungsi. Diantaranya adalah ilmu pengetahuan, pendidikan, dan wisata. Museum adalah jendela masa depan. Bisa melihat masa lalu untuk perkembangan masa depan,” ungkap Edi.
Karena itupun tak jarang museum Mpu Tantular yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur ini melakukan pameran ke berbagai daerah baik di Jawa Timur maupun luar Jawa.
Untuk kali ini museum tersebut berpartisipasi meramaikan Hari Jadi Propinsi Jawa Timur yang ke – 69 yang dilaksanakan di UPT Pengembangan Ekonomi Kreatif Taman Candra Wilwatikta Pandaan Pasuruan. Dalam kesempatan itu museum memamerekan koleksi andalannya yakni emas 22 karat yang diberi nama Garudeya dengan pernak pernik batu permata ditemukan oleh Seger asal Kediri pada 1989.
Edi menjelaskan, dalam kunjungannya kesana-kemari berpameran pihaknya sengaja membawa duplikat koleksi saja bukan yang asli. Ini lantaran menjaga kemanan dan kepraktisan dalam kegiatan berpameran yang berpindah-pindah.
“ Kalau koleksi aslinya ada di museum, kami simpan dalam tempat tersendiri dengan keamanan yang memadai,’ ungkap Edi. Meski begitu koleksi duplikat ini dapat mewakili koleksi yang asli lantaran keterangannya sama seperti pada koleksi yang sebenarnya. Serta untuk memudahkan proses pindah-memindah yang rawan kerusakan.
Karena itu untuk lebih jelasnya, pengunjung diharapkan datang ke museum secara langsung agar dapat menyaksikan koleksi yang asli dan mengetahui koleksi-koleksi lainnya yang jumlahnya tidak kurang dari lima belas ribu lebih yang terbagi dalam beberapa ruang dan zona. Seperti Zona Jaman Pra Sejarah, Jaman Purba, Zona Jaman Kolonial, Zona Jaman Islam, Zona Jaman Hindu Budha, dll. (her)