Menyambut Yadnya Kasada 2014
* Mahasiswa Asing Diajak Ikut Menyaksikan Yadnya Kasada
Yadnya Kasada. Upacara keagamaan umat hindu di lereng gunung Bromo ini selalu menarik perhatian. Tak terkecuali bagi wisatawan mancanegara. Keberadaan Yadnya Kasada selalu membawa magnet tersendiri bagi kalangan domestik maupun mancanegara. Seperti tahun ini. yadnya kasada bakal dilaksankan pada 11 hingga 12 Agustus mendatang.
Beberapa mahasiswa asing yang melakukan studi di Surabaya nampaknya juga bakal turut serta menyaksikan upacara peringatan yang dilakukan tiap kalender saka ke-10 itu (Yadnya Kasada). Mereka datang melalui koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur. Diantaranya adalah mahasiswa dari Unair, Petra dan ITS. ” Dengan kedatangan mereka itu diharapkan mereka akan menceritakan keindahan dan keagungan daya tarik wisata Gunung Bromo yang ada di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur ini. Serta dalam upaya memperkenalkan Jawa Timur lebih jauh,” ungkap Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Jatim, Dra. Susariningsih.
Seperti diketahui, Gunung Bromo memiliki keindahan yang tidak kalah dengan obyek wisata lain di dunia seperti mounth evrest dan berbagai gunung lainnya. Bahkan Gunung ini memiliki luasan lautan pasir atau kaldera yang membentang hingga seluas 5.920 hektare yang menambah keindahan alamnya. Selain itu kawasan Bromo juga memiliki padang rumput savana yang terletak di Lembah Jemplang.
Tempat ini bisa ditemukan jika Anda berlibur ke Bromo melalui jalur Selatan (Malang), otomatis akan melalui tempat ini. Namun, dengan menyewa Jeep Anda juga bisa ke Savana. Biasanya satu paket Jeep untuk ke Puncak Penanjakan 1 untuk melihat Bromo Sunrise dan kawah Bromo.
Gunung Bromo memiliki tinggi sekitar 2.329 mdpl gunung ini sangat menarik dan indah disaksikan dari berbagai tempat penanjakan. Dari data yang berhasil dihimpun wisatawan yang datang ke tempat ini hingga ribuan orang. Dari data yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwiata setempat pada April 2014 lalu sekiatar 2.114 orang lebih.
Sedangkan upacara Yadnya Kasada sendiri adalah upacara peringatan atau hari raya bagi suku Tengger yang mendiami lereng gunung Bromo. Pada hari itu warga tengger mengungkapkan kegembiraannya atau ungkapan syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan kepada mereka, sehingga mereka dapat hidup aman tenteram dan sejahtera tanpa ada halangan (bencana) yang menghampiri.
Dalam kesempatan ini mereka memberikan sedekah bumi yang dilarung ke kawah Bromo. Alkisah awal mula Kasada adalah berawal ketika Nyi Anteng dan Joko Seger yang dalam mengarungi bahtera rumah tangga tidak juga dikaruniai seorang anak. Akhirnya meminta pada sang Hyang Widhi untuk dikaruniai seorang anak.
Permintaan Joko Seger pun akhirnya dikabulkan dan dia dikaruniai anak hingga mencapai jumlah 25 orang. Namun yang terakhir harus ia persembahkan kepada sang hyang widhi dengan dilarung (dimasukkan) ke kawah Bromo hal ini dilakukan agar masyarakat dapat hidup tentram damai dan berlimpahan berkah sepanjang hidupnya. Karena itulah hingga kini dikenang dengan sedekah bumi dengan larung saji di kawah Bromo dalam penanggalan saka yang disebut Kasada. (her/bbs)