Kota Batu Juarai Festival Makanan Khas Jawa Timur 2017
Festival Makanan Khas (Makkas) Jawa Timur kembali digelar baru-baru ini di JX internasional Surabaya. Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di dhapuk untuk membuka Festival Makanan Khas yang ke-17 tersebut.
Dalam sambutannya, Wagub mengatakan, festival ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan Jawa Timur terutama di bidang makanan khasnya. Makanan khas menurut Gus Ipul sapaaan akrab Saifullah Yusuf merupakan identitas suatu daerah yang ada di Jawa Timur. Masing-masing daerah memiliki makanan khas sendiiri-sendiri. Karena itu acara festival seperti ini sangat patut dilakukan untuk menambah kreasi, inovasi dan keragaman menu-menu daerah itu sendiri.
“Keberadaan makanan khas merupakan identitas suatu daerah yang dapat membedakan daerah satu dengan daerah lainnya. Makanan khas sebagai tradisi merupakan produk kearifan lokal peninggalan nenek moyang sebagai warisan budaya bangsa yang harus dijaga, dilestarikan dikembangkan dan dipromosikan”, terang Gus Ipul disambut tepuk tangan hadirin dan peserta.
Gus Ipul melanjutkan, dengan adanya even tahunan ini diharapkan keberadaan makanan khas yang terdapat di kabupaten kota selalu terjaga dan tidak hilang terkikis oleh perkembangan jaman. Produk makanan khas tersebut perlu diperkenalkan dijual dihotel, restoran, rumah makan dan jasa boga serta di jasa catering sehingga dapat dinikmati di berbagai kalangan masyarakat dan wisatawan. Makanan khas juga harus mengandung nilai gizi disamping berbagai inovasi dan kreasi lainnya sehingga tidak kalah dengan produk makanan modern maupun makanan asing. “Keberadaan makanan khas yang berada di kabupaten kota di Jawa Timur harus dikembangkan, sehingga dapat dijadikan sebagai ikon destinasi wisata kuliner di setiap daerah”, sambungnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Dr. H. Jarianto, MSi mengatakan dengan adanya kegiatan ini diharapkan akan memunculkan kreasi menu-menu baru yang nantinya dapat memperkaya khasanah kuliner Jawa Timur sehingga dapat menarik dan jadi jujugan wisatawan baik mancanegara ataupun domestik. “Kegiatan semacam ini dapat dijadikan promosi kepariwisataan daerah, sehingga akan berdampak pada tingkat kunjungan dan kepuasan masyarakat maupun para wisatawan,” kata Jarianto.
Dalam kegiatan yang bertema “Melalui makanan khas kita tingkatkan peran wisata kuliner dalam mengembangkan pariwisata di Jawa Timur” ini bertujuan untuk meningkatkan kreatitivitas pelaku usaha pariwisata bidang makanan dan minuman (Mamin) khususnya penyedia makanan khas daerah yang menarik, sehingga dapat dijadikan daya tarik wisata kuliner oleh masyarakat, wisatawan nusantara maupun manca negara. Dalam kesempatan tersebut diikuti oleh 31 peserta yang terdiri dari pengusaha hotel, restoran, rumah makan, jasa boga yang mewakili 28 kabupaten/kota Jawa Timur dan dibagi atas 5 pemenang yakni juara pertama dimenangkan oleh Kota Batu yang diwakili oleh Hotel Kartika Wijaya dengan menu andalan Sego Jagung Bebek Silep Roda Pekso, juara 2 dimenangkan oleh Kabupaten Madiun yang diwakili oleh Hotel Aston Madiun dengan menu andalan Pepes Iwak Khutuk, juara 3 oleh Kabupaten Pacitan dengan menu Tiwul Bakar “Tiweh” Pacitan. Dan juara harapan I dari Kabupaten Trengalek yang diwakili oleh Rumah Makan Cw and Catering dan harapan II oleh Kabupaten Magetan yang diwakili oleh Kintamani Hotel & Resto Sarangan selain 7 best performance lainnya. Adapun kriteria penilainnya adalah higenitas, kerapian, kebersihan, performa, dll.
Kunjungan Wisata
Sementara itu performa kunjungan wisata Jatim telah menunjukkan tren yang terus merangkak naik dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada 2016 sebanyak 618.536 orang meningkat 1 persen dibading tahun 2015 sebesar 612.412 orang. Sedangkan kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2016 sebanyak 54 juta orang lebih meningkat 6.02 persen dibanding tahun 2015 sebesar 51 juta orang. Kontribusi bidang pariwisata terhadap Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) pada 2016 Rp. 106 triliun meningkat 14,66 persen dibanding tahun 2015 yang hanya Rp. 92 triliun. Dengan peningkatan kunjungan tersebut menunjukkan permintaan masyarakat dan wisatawan terhadap kebutuhan akomodasi makan minum dan jasa hiburan sangat tinggi sehingga kedepan merupakan peluang investasi yang menjanjikan. Industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan atau masyarakat. (her)
Gus Ipul : Jatim Ladang Investasi
Dengan dilaksanakannya kegiatan festival makanan khas di JX Internasional tersebut ini menunjukkan betapa Jawa Timur kaya akan ragam budaya dan olahan hasil buminya (makanan khasnya) yang menunjukkan bahwa Jatim kaya akan segala potensi sehingga menjadi ladang yang tepat untuk berinvestasi. Hal itu juga ditunjang dengan kunjungan pariwisata yang semakin baik dari tahun ke tahun.
“Dengan peningkatan kunjungan tersebut menunjukkan permintaan masyarakat dan wisatawan terhadap kebutuhan akomodasi makan minum dan j asa hiburan sangat tinggi sehingga kedepan merupakan peluang investasi yang potensial. Yang perlu menjadi perhatian bahwa industri pariwisata merupakan kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan atau masyarakat”, terangnya.
Agar pariwisata memiliki peran yang penting maka sektor pariwisata di Jawa Timur mempunyai peran yang penting dalam kontribusinya terhadap peningkatan perekonomian daerah pendapatan masyarakat terciptanya lapangan kerja. Maka peran individu pelaku usaha dan asosiasi pariwisata sangat diperlukan dalam menggerakkan pembangunan sektor pariwisata.
Produk makan khas memiliki makna sebagai warisan budaya dan daya tarik kuliner apabila di masyarakatkan, dipublikasikan dan promosikan secara luas di berbagai kesempatan. Diantaranya dengan menampilkan hasil olahan produk makanan khas Jawa Timur di berbagai event festival makan khas diluar provinsi. (her)