Koperasi Agribisnis Dipersiapkan Untuk Hadapi MEA
* Mas Purnomo Hadi : Kalau Sudah Dipercaya Ya Jangan Menipu
Diberlakukannya pasar bebas masyarakat ekonomi asean membuat pemerintah mau tidak mau berancang-ancang untuk mempersiapkan para pelaku usaha terutama di sektor koperasi dan usaha kecil menengah. Para anggota koperasi bidang agribisnis misalnya, dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dalam perdagangan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Diskusi seputar tantangan, peluang dan kendala-kendalanya dibahas dalam rembug masyarakat koperasi yang diadakan di lapangan Obech Desa Sajen Pacet Mojokerto (20/11).
Seperti ditegaskan oleh Kepala Bidang Usaha Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Timur, Mas Purnomo Hadi. Purnomo Hadi mengatakan, untuk menghadapi MEA itu masyarakat utamanya pelaku usaha koperasi agribisnis hendaknya bertindak jujur setelah dipercaya sebagai importir atau pemasok kebutuhan pasar salah satu negara tujuan. Hal ini penting karena kepercayaan merupakan modal yang sangat berharga untuk dapat meraih pasar dan memenangkan persaingan.
“Kepercayaan ini penting. Suatu usaha yang telah dirintis dan dibangun secara susah payah bisa tiba-tiba lenyap tanpa adanya kepercayaan. Ini yang kita tekankan kepada anggota koperasi khususnya agribisnis dimana peluang mereka sangat bersar. Kalau sudah dipercaya ya jangan menipu seperti mengurangi kualitas, dan lain-lain,” ungkap Purnomo Hadi dikantornya.
Selain kepercayaan, yang tak kalah pentingnya adalah kesiapan anggota koperasi dalam menghadapi perdagangan antar negara asean tersebut. Karena itu dalam kesempatan tersebut diberikan wawasan atau pengetahuan mengenai manfaat packaging. Bagaimanapun bagusnya suatu produk tanpa memiliki kemasan atau packaging yang baik akan kurang memiliki daya tarik pasar.
Maka itu ditekankan bagaimana mengemas suatu produk agar dapat memiliki kemasan yang bagus juga isinya yang bagus yang tidak kalah penting. Setelah memiliki kemasan yang bagus langkah berikutnya adalah pemasaran yang juga tidak kalah penting. Menrut Mas Purnomo Hadi, pemasaran juga memiliki peran yang sangat penting. Peran pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah usaha.
“Kita mencoba mengali kendala-kendala apa saja yang sedang dialami para anggota koperasi agribisnis ini. Dari sini kita akan dapat menentukan solusi. Dan merumuskan langkah yang tepat kedepan,” terang Purnomo. Begitu juga dengan standarisasi dan sertifikasi produk. Standarisasi memiliki kedudukan sebagai pintu utama dimana produk akan bisa diterima pasar. Dengan standarisasi yang baik akan sangat terbuka menembus peluang pasar.
Sedangkan yang terakhir yang harus diperhatikan adalah sertifikasi. Sertifikasi memberikan rasa aman terhadap konsumen khususnya konsumen luar negeri dimana pasar luar negeri sangat memperhitungkan adanya hal ini.
Karena itu, Mas Purnomo Hadi berpesan agar masyarakat pelaku usaha koperasi mulai memperhatikan beberapa hal tersebut agar kegiatan usaha mereka mendapat tempat di hati konsumen khususnya luar negeri dimana persaingan pasar akan terjadi sangat kuat.
Dan apabila hal tersebut tidak diperhatikan bukan tidak mugkin Indonesia akan jadi sasaran empuk komunitas perdagangan dunia dimana hanya akan menjadi konsumen belaka dan tidak memiliki daya saing.
“Kami akan selalu mengupayakan melalui berbagai cara dan pembinaan bagaimana para pelaku-pelaku koperasi ini bisa bersaing dan bangkit di era perdagangan yang makin luas ini. Mudah-mudahan kita tidak hanya jadi pasar melainkan juga memiliki kekuatan untuk mendominasi pasar di era yang makin global,” ungkapnya. (her)