Kontingensi Jatim Hadapi Musim Kemarau, Dispertakpan Lakukan Langkah – Langkah ini
Surabaya – Jawa Timur memiliki potensi yang cukup besar di segala sektor. Mulai dari pertanian, perikanan, kelautan, wisata, budaya, dll.
Namun untuk kali ini Jatim khususnya tengah mengalami musim kemarau yang semakin meningkat suhunya. Hingga di beberapa daerah para petani harus memutar otak agar mereka tetap bisa survive di tengah musim yang begitu menyengat.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun tak tinggal diam. Pemprov telah melakukan langkah-langkah penaganan untuk menyiasati masalah tersebut.
Seperti dituturkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Ir. Dydik Rudi Prasetya, MMA dalam wawancara dengan pesonajawstimur.com baru-baru ini.
Rudy sapaan akrab Dydik Rudy Prasetya ini mengatakan Jawa Timur telah menggiatkan pompanisasi untuk mempercepat pengolahan lahan. Serta didukung dengan alat pertanian sehingga pengolahan lahannya bisa lebih singkat.
Lebih jauh Rudy juga mengatakan, untuk menangani masalah kemarau ini telah dilakukan pemaksimalan atau memaksimalkan penampungan air dan memanfaatkan embung-embung di wilayah tertentu untuk menopang ketersediaan air untuk keberlangsungan budidaya tanaman pertanian.
Selain itu juga merotasi tanaman dengan jenis yang lebih tahan kemarau. Meski hal ini tidak terjadi di semua lahan pertanian di Jatim.
Langkah berikutnya yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah Melakukan pemetaan daerah berpotensi kekeringan (utamanya komoditas padi).
Dan jika terdapat lokasi terdampak dapat dilakukan pergantian komoditas yang sesuai dengan iklim di wilayah setempat (diutamakan komoditas pangan lokal).
Selain itu anjuran untuk tetap hemat air juga dilakukan. Hal ini menurut Rudy perlu dilakukan untuk menjaga agar ketersediaan air tepat guna dan manfaatnya.
OPD yang digawanginya juga melakukan pemantauan serangan OPT dan kekeringan secara berkala serta memberikan pelaporan segera jika terjadi bencana.
Dengan langkah ini diharapkan akan tercipta kondisi yang prima terhadap tanaman pangan juga membantu psikologis para petani dengan kepedulian pemerintah.
OPD-nya juga membentuk tim/satgas dalam melakukan penanggulangan dampak El Nino.
Serta melaksanakan program Gernas El Nino seluas 61.689 Ha di 17 Kabupaten, diantaranya yakni di wilayah :
Ponorogo, Malang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Tuban, Lamongan, Blitar, Lumajang dan Sumenep.
Rudy pun berharap dengan kepedulian pemerintah ini diharapkan masyarakat petani akan tetap dapat bekerja melakukan budidaya tanaman pangan dengan tenang. Dan mudah-mudahan akan tetap tercipta ketahanan pangan di daerah yang dicintai bersama ini, Jawa Timur. (her)