Hasil Transaksi Ekonomi Kelompok Tani Hutan Didominasi Dari Kayu Untuk Industri
Surabaya – Nilai transaksi kehutanan Jatim berhasil mencatatkan nilai transaksi ekonomi tertinggi dari hasil usaha kelompok tani hutan (KTH) hingga mencapai 65, 320 milyar.
Transaksi tertinggi itu terjadi pada hasil hutan kayu, buah dan biji-bijian, pakan ternak hijauan, tanaman pangan atau agroforestri, dan produk olahan HHBK.
Data transaksi ini dipantau dari Simluh (sistem informasi manajemen penyuluhan) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Dan transaksi secara nasional mencapai 160 milyar. Posisi kedua ditempati oleh Lampung yang mencapai 18, 483 milyar.
Disusul berikutnya di posisi ke-3 yakni ditempati oleh Jawa Tengah yang mencapai 8,003 milyar.
Posisi empat dan lima ditempati oleh Jabar dan Jambi yang mencapai 6,810 milyar dan 1,608 milyar (data selengkapnya lihat foto).
Perolehan Jatim ini setidaknya didukung oleh banyaknya kelompok tani hutan yang mencapai 1.070 kelompok tani hutan sehingga dapat menghasilkan produk atau nilai transaksi yang cukup besar.
Seperti diketahui, hasil kelola kelompok tani hutan yang menghasilkan kayu dengan nilai terbesar ini disuplay untuk industri. Seperti yang terjadi di hutan Saradan Madiun.
Mereka menyuplai untuk industri -industri besar yang ada di Indonesia bahkan luar negeri hingga transaksinya mencapai 22, 889 milyar pada triwulan pertama tahun ini.
Selanjutnya buah dan biji-bijian mencapai 5,242 milyar, pakan ternak hijauan mencapai 4, 360 milyar, tanaman pangan 4, 315 milyar, dan produk olahan HHBK mencapai 3,921 milyar. (her)