Go Fish Jajaki Ayam Herbal Demi Kesehatan Konsumen
Sebagai restoran yang menyajikan makanan cepat saji seperti ayam tak luput dari keinginan untuk selalu mendapatkan bahan baku (ayam) yang sehat dan berkualitas. Kini Go Fish and Chicken menjajaki bahan baku ayam herbal yang diklaim memiliki kadar antibiotik zero atau nol persen. Juga bakteri Salmonela yang lebih kecil dan berkurang.
Pemilihan atas bahan baku sehat tersebut bukan saja menjadi dambaan atau keinginan selama ini melainkan sudah harus menjadi trade mark dari Go Fish. “Kita konsern terhadap kesehatan konsumen, kalau ada yang baik kenapa tidak. Ayam herbal ini nampaknya akan jadi kesungguhan dan keseriusan kita kedepan untuk selalu menghadirkan bahkan menganti ayam yang selama ini kita pakai secepatnya kita akan beralih ke ayam herbal demi konsumen dan kesehatan”, demikian ungkap H. Sholeh Hasan sang owner Go Fish and Chicken dalam Grand Opening Go Fish and Chicken di Larangan Candi Sidoarjo.
Go Fish sendiri dalam dua bulan terakhir telah tumbuh menjadi 7 outlet yang tersebar di Sidoarjo. Bahkan pengembangan ke daerah-daerah lain pun kini gencar dilakukan. Menurut Sholeh, awal pendirian usaha ini berawal dari keinginan untuk menyehatkan dan mencerdaskan bangsa dengan makan ikan menjadi tujuan utamanya. Ia mencontohkan, di negara eropa ikan telah menjadi makanan favorit dan meninggalkan junk food sebagai life style atau budaya. “Kami ingin masyarakat sadar bahwa mengkonsumsi ikan sangat bermanfaat bagi kesehatan juga kecerdasan kita. Seperti di Jepang dan Eropa.
Mengkonsumsi ikan juga dipercaya akan meningkatkan fitalitas dan umur panjang. Karena lebih sehat dibanding dading ayam yang bisa dikatakan telah ditinggalkan di Eropa dan dianggap sebagai junk food (sampah). Tentu kalau di kami (Go Fish) menu ikan itu kita jual dengan harga yang terjangkau jauh dari harga yang ada di mall-mall itu”, ungkap Sholeh.
Namun untuk mewujudkan itu lanjutnya bukan masalah gampang dengan kondisi masyarakat saat ini yang lebih mendahulukan enak dari pada sehat. “Masyarakat kita ini masih belum memikirkan kesana, yang penting enak saja. Halah ndak tiap hari aja”, kata Sholeh menirukan celotehan pembeli saat diminta memilih menu ikan yang lebih sehat.
Sholeh menyayangkan dimana Sidoarjo sebagai daerah penghasil ikan justru konsumsi masyarakatnya untuk ikan masih kecil. Parahnya peran pemerintah juga dirasa masih perlu ditingkatkan untuk mengajak masyarakat gemar makan ikan. “Ironi menurut saya Sidoarjo yang logonya ikan justru masyarakatnya kurang gemar mengkonsimsi ikan. Itu tantangan kami”, lanjutnya. (rud)