Gelaran Festival Makas Jatim Upaya Mempertahankan Makanan Khas Agar Tetep Terjaga Keberadaannya
Malang – Pulihnya kondisi negara akibat pandemi menjadi berkah tersendiri bagi kita semua. Dengan pulihnya kondisi membuat segala kegiatan yang dulunya terhenti kini mulai dapat berjalan seperti semula.
East Java Cuisine Festival 2022 merupakan acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui Bidang Industri yang mempertemukan 30 peserta dari kabupaten/kota di Jawa Timur. Tujuan dari festival ini adalah untuk semakin memperkenalkan makanan khas dari daerah masing-masing.
Ajang akbar bidang kuliner provinsi Jawa Timur yang digelar pada 26 Oktober 2022 di Hotel Harris kota Malang ini sebelumnya telah mengevaluasi para peseta baik restoran sebuah hotel atau restoran tersendiri di masing-masing daerah, dari segi lokasi, kebersihan, bahan dan lain-lain. .
Dalam sambutannya Adhy Karyono Sekda Prov. Jatim mengatakan, usaha kuliner merupakan usaha yang paling banyak diminati. Bahkan saat pandemi usaha ini tumbuh subur.
Karena itu pemerintah provinsi Jawa Timur memberikan perhatian tersendiri terhadap usaha ini karena usaha tersebut dapat menjadi lokomotif pendorong bangkitnya ekonomi.
Adhy Karyono mengatakan berdasarkan focus ekonomi outlook 2020 usaha sektor ekonomi kreatif ini menyumbang sebesar 1.100 triliun terhadap PDB nasional sepanjang tahun 2020. Dan menyumbang 20 juta lapangan kerja.
Dan berdasarkan data kemenparekraf, 3 dari 17 subsektor ekonomi kreatif menyumbang terbesar struktur PDB. Yakni kuliner sebesar 41%, fashion 17%, dan kriya 14,9%.
Jawa Timur sendiri memiliki 9. 435 usaha ekonomi kreatif dengan urutan subsektor terbanyak adalah kuliner. Sedangkan posisi lima besar subsektor ekonomi kreatif adalah: kuliner 4.473 unit; kriya 2.175 unit; fashion 2.132 unit; seni rupa 108 dan fotografi 107 unit.
Berdasarkan hasil perhitungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur dari BPS Provinsi Jawa Timur, kontribusi koperasi dan UMKM terhadap produk domestik regional bruto perekonomian Jawa Timur (pdrb) pada tahun 2021 mencapai 57,819% atau setara dengan Rp 1.418,94 triliun yang didukung oleh 22.484 unit koperasi aktif dan 9,78 juta umkm (termasuk di dalamnya adalah subsektor kuliner), dengan penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 97% tenaga kerja.
Festival makanan khas jawa timur tahun 2022, dengan tema “makanan khas Jawa Timur sebagai sektor penggerak kebangkitan pariwisata jawa timur”. Kegiatan ini, dijadikan event kepariwisataan tahunan sebagai ajang pembinaan untuk menggali potensi berbagai macam makanan tradisional yang merupakan identitas budaya bangsa serta kearifan lokal yang dimiliki daerah, sehingga diharapkan keberadaan makanan khas di kabupaten/kota selalu terjaga keberdaannya.
Terlebih lagi jika dikembangkan terdapat ikon destinasi wisata kuliner di setiap daerah. Setelah sebelumnya di era revolusi industry 4.0 yang ditandai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi begitu pesat, kita telah memasuki era society 5.0.
Era society 5.0 telah merubah pola kehidupan serta prilaku masyarakat, yang dimaknai dengan tingginya persaingan diberbagai sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat karena pada masa ini masyarakat dituntut untuk hidup berdampingan dengan teknologi, menguasai dan memanfaatkan teknologi
Situasi pandemi covid 19 yang telah berdampak luass terhadap kehidupan masyarakat, banyak sektor terpukul karenanya, namun akhirnya juga menuntut masyarakat untuk belajar dan menciptakan inovasi-inovasi guna terus membangkitkan gairah pekonomian.
UMKM akhirnya memanfaatkan digitalisasi system transaksi online seperti situs jual beli online maupun media sosial. Teknologi dan aplikasi merupakan satu kesatuan yang harus dikuasai namun juga menuntut pengguna mampu menyajikan informasi yang mudah dipahami serta memiliki daya tarik dan mampu mempengaruhi prilaku masyarakat.
Oleh karena itu, para pelaku usaha kuliner juga harus mampu memberikan informasi produk yang ditawarkan sehingga tersaji dengan baik, komunikatif serta mampu mempengaruhi daya beli netizen atau masyarakat yang menyaksikannya.
Produk makanan khas akan memiliki makna sebagai warisan budaya dan daya tarik kuliner apabila dimasyarakatkan, dipublikasikan dan dipromosikan secara luas secara berkelanjutan di berbagai kesempatan diantaranya dengan menampilkan hasil olahan produk makanan khas Jawa Timur di berbagai event/festival makanan khas di luar provinsi atau nasional. Untuk menjadikan makanan khas daerah sebagai potensi dalam pengembangan kepariwisataan di Jawa Timur.
Hal ini juga membutuhkan toleransi dan kepedulian semua pihak khususnya jajaran industri pariwisata, agar terus meneruss mempromosikan serta menyediakan akses pasar, seperti penyediaan makanan khas di lingkungan usahanya. “Pada kesempatan yang baik ini saya menyampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi mendukung penyelenggaraan kegiatan ini serta seluruh peserta “festival makanan khas Jawa Timur tahun 2022”.
“Kebersamaan seperti ini akan semakin mempercepat perkembangan dunia usaha pariwisata di Jawa Timur yang lebih dinamis dan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan citra pariwisata Jatim”. “Mudah-mudahan kita dapat melestarikan, meningkatkan kreativitas, dan diversifikasi makanan khas di Jawa Timur. Terlebih lagi menjadi sektor penggerak kebangkitan pariwisata Jawa Timur. (adv)