Catatan dari Rotterdam : Company Purpose Untuk Perusahaan Penuh Nilai!
Oleh: Mulyono Rekso
Bak mendapat durian runtuh. Saya ditunjuk oleh Direktur Utama PT Pegadaian, Bapak Damar Latri Setiawan dengan sponsor Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Pegadaian, Bapak Ferdian Timur Satyagraha, untuk dikirim belajar ke Erasmus University, Rotterdam, Belanda, pada Desember 2023.
Saya berangkat bersama empat orang lainnya. Mereka adalah Bapak Ferdian, lalu Direktur Jaringan Operasional dan Penjualan PT Pegadaian, Bapak Eka Febriansyah; Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Kanwil X Bandung, Bapak Muh Ariyadi Purwanto; dan Kepala Divisi Produk Gadai PT Pegadaian, Bapak Mufriandi.
Tujuannya agar kami bisa memahami kompetensi-kompetensi global. Pematerinya tentu pakar atau ahli di bidang masing-masing. Kami juga berinteraksi langsung dengan 30-an peserta dari Eropa, Asia, dan Arab Saudi. Mereka adalah pemimpin-pemimpin perusahaan kelas dunia yang berasal dari beragam sektor, seperti jasa keuangan, rumah sakit, perusahaan transportasi, dan masih banyak lagi.
Hari pertama short course, jujur saya sedikit tegang meski hati ini senang sekali. Namun setelah kami berinteraksi, berbagi pikiran, dan berdiskusi, kelas menjadi lebih fresh dan interaktif.
Selama empat hari menimba ilmu, setidaknya ada dua oleh-oleh penting yang saya bawa pulang ke Indonesia, yakni:
Pertama, Pentingnya Company Purpose
Sebelum visi dan misi, sebuah perusahaan hendaknya mempunyai company purpose terlebih dahulu. Dengan kata lain, company purpose ada di atas visi dan misi. Simpelnya, company purpose adalah arah perusahaan, visi adalah mimpi perusahaan, dan misi adalah apa yang harus kita lakukan untuk mencapai mimpi atau visi perusahaan.
Tujuan dari company purpose adalah memberikan value atau nilai baik pada lingkungan, masyarakat, negara, bahkan dunia.
Apakah company purpose penting untuk dipelajari? Tentu. Company purpose mengarahkan sebuah perusahaan: Ingin seberapa bermanfaatkah perusahaanmu bagi stakeholder? Stakeholder di sini mencakup pemilik, konsumen, suplier, juga karyawan.
Saya pernah membaca sebuah literatur. Disebutkan bahwa perusahaan besar dan berjangka panjang itu kebanyakan mempunyai company purpose yang tak melulu hanya soal keuntungan atau profit saja.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa profit merupakan bottom line sebuah perusahaan. Namun, perusahaan yang baik adalah perusahaan yang tumbuh dan memberikan manfaat dan value kepada stakeholder. Percuma saja perusahaannya besar tapi tidak memperhatikan lingkungan.
Atau perusahaannya meraih profit besar, tapi karyawannya tidak sejahtera. Atau perusahaan meraih keuntungan besar, tapi dengan suplier tidak harmanis. Atau perusahaan meraih keuntungan besar, tapi pemilik tidak memberikan dividen yang diharapkan. Itu juga tidak baik. Jadi, spektrum company purpose ini memang luas. Pada intinya: memberi manfaat kepada semua.
Soal company purpose Pegadaian, setelah belajar di Erasmus University, saya menyadari bahwa Mengatasi Masalah Tanpa Masalah adalah company purpose-nya Pegadaian. Di dalamnya ada value tentang percepatan, akselerasi, pelayanan yang baik, juga memahami orang lain. Pada dasarnya, Mengatasi Masalah Tanpa Masalah adalah upaya Pegadaian membuat semua stakeholder bahagia.
Kedua, Pemimpin Berkarisma
Dalam materi global leadership communication, saya belajar bagaimana menjadi pemimpin yang berkarisma. Karena pemimpin berkarisma itu bisa diciptakan, bukan bawaan. Namun perlu tantangan dan skill agar seorang pemimpin bisa menjadi pemimpin berkarisma.
Setidaknya ada lima tips untuk menjadi pemimpin karismatik, yakni:
Pertama, otentik.
Maksud dari otentik di sini adalah mengerti akan dirinya sendiri. Tentang kekuatan-kekuatan, kekurangan-kekurangan, atau kelemahan-kelemahan, sehingga bisa melakukan peningkatan-peningkatan atau perbaikan atas kelemahannya, sehingga kompetensi-kompetensi yang masih bisa ditingkatkan maka akan ditingkatkan. Pada intinya, pemimpin harus selalu menjadi seorang pembelajar.
Kedua, berkekuatan penuh.
Saya menyebutnya The Power of Leadership, bahwa dalam menggerakkan orang-orang, harus bisa menggunakan kekuatan dari dirinya dalam mengajak anggota organisasi untuk bisa mendorong tujuan perusahaan.
Ketiga, hangat.
Bagaimana caranya? berinteraksi dengan atasan, berinteraksi dengan bawahan, berinteraksi dengan rekan sejawat, bahkan berinteraksi dengan stakeholder. Kita harus bisa memberikan kenyamanan bagi mereka dalam berkomunikasi karena komunikasi sangat penting, merupakan corong perusahaan, atau boleh jadi apa yang kita komunikasikan adalah bagian terpenting dari kondisi perusahaan kita.
Keempat, driven.
Artinya harus mempunyai arahan dan tujuan yang jelas yang bisa membawa anggota organisasi untuk mencapai tujuan. Jadi di sini ada mandatory, perintah. Ada mandatory pelaksanaan, mandatory monitoring, dan mandatory evaluasi atas tujuan, visi misi, dan purpose perusahaan.
Selain itu, pemimpin harus jelas dan terarah untuk mendorong tercapainya visi dan misi perusahaan.
Kelima, persuasif.
Artinya, harus bisa mengemas komunikasi tentang keberhasilan-keberhasilan individu, keberhasilan sebagai pemimpin, maupun keberhasilan-keberhasilan anggota organisasi maupun juga unit-unit organisasi untuk bisa disampaikan kepada para pemangku kepentingan.
Selain itu, persuasif dilakukan untuk benchmark. Artinya, keberhasilan-keberhasilan sebuah perusahaan dari industri, baik di domestik maupun di global, bisa diceritakan untuk bisa menginspirasi anggota organisasi dalam mencapai keberhasilannya.
Itu lima hal yang bisa menjadikan pemimpin berkarisma. Pada intinya, pemimpin harus belajar lebih dan bekerja lebih, melebihi anggotanya. Istilahnya learning by doing. Pemimpin juga harus bisa memetakan mana masalah yang mendesak dan tidak mendesak, mana masalah yang penting dan tidak penting, mana yang kompleks, mana yang berdampak jangka panjang, mana yang sudah biasa, juga mana yang tidak berdampak banyak.
penulis adalah , Senior Executive Vice President Transformation Office PT Pegadaian