Bimtek Home Stay : Pertamakali Diadakan, Peserta Membludak
Pembangunan kepariwisataan selalu memberikan dampak positif bagi warga sekitar daerah tujuan wisata. Tak terkecuali bagi rumah-rumah tinggal atau home stay yang ada. Kini keberadaan home stay mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Melalui Bidang Industri Pariwisata baru-baru ini sebanyak 100 peserta dari pelaku/pengelola home stay dan pejabat/staf yang membidangi pariwisata di pemerintah daerah mendapatkan pencerahan dalam bimbingan teknis peningkatan kapasitas usaha Home Stay di Hotel Tretes Raya Pasuruan.
Meski baru pertama kali diadakan, kegiatan ini dibanjiri peserta. Setidknya ada 100 peserta yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan itu. 100 peserta itu mendapatkan berbagai materi dari narasumber yang didalamnya termasuk cara melakukan usaha atau berusaha home stay, pelayanan prima pada usaha home stay, hygiene dan sanitasi pada usaha home stay, management tata usaha, standarisasi usaha home stay, dll.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Disbudpar Jatim Suriaman, SH, MSi mewakili Plt Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Dr. Ir. Diah Susilowati, MT mengatakan, kegiatan ini salah satu tujuannya adalah dimaksudkan agar para pelaku usaha home stay yang sudah punya bekal ilmu semakin mantap dengan mendapatkan berbagai masukan atau tambahan ilmu lagi guna dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik ditengah persaingan global.
Selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar. Home stay pada dasarnya adalah rumah tinggal yang didalamnya ada sebagian kamar-kamar yang disewakan kepada wisatawan yang juga ditempati oleh penghuninya. Dengan demikian apabila ada rumah yang didalamnya terdapat kamar-kamar yang disewakan tapi tidak ditempati oleh pemiliknya bukan termasuk home stay. Dimikian dikatakan Diah Susilowati dalam sambutan tertulisnya.
Kedepan keberadaan home stay juga diharapkan akan tumbuh menjadi usaha yang profesional bukan usaha yang dikelola ala kadarnya. Selain itu juga keberadaan usaha ini diharapkan juga akan bersertifikasi. Sebagai catatan di Jawa Timur sendiri ada 547 usaha home stay yang terdiri dari 1.915 kamar, 787 tenaga kerja dan tersebar di 14 kabupaten/kota. “Kedepan tujuannya adalah semua usaha ini memiliki sertifikasi dan profesional. Sehingga pelayanannya akan semakin dapat dirasakan oleh konsumen atau wisatawan”, terang Diah.
Diantara pilihan mengapa home menjadi pilihan adalah letaknya yang lebih dekat dengan lokasi wisata dan harganya yang relatif lebih murah. Selain itu keberadaan home stay biasanya juga menjadi daya tarik tersendiri utamanya bagi wisatawan mancanegara karena adanya interaksi dengan pemilik rumah dan suasana pedesaan sekitar yang mencerminkan kultur asli sehingga wisatawan mancanegara lebih memilihnya.
Disamping semua itu yang tidak kalah pentingnya adalah pengelola home stay tau bagaimana cara memberikan pelayanan terbaik kepada tamu atau wisatawan. “Kesemuanya itu intinya adalah ini. Yakni memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan”, tuturnya lagi dihadapan peserta yang berasal dari Banyuwangi, Jember, Kediri, Lumajang, Malang, Pacitan, Pasuruan, Probolinggo, trenggalek, dan Kota Batu. (her)