Jatim Jadi Raja Ketahanan Pangan Nasional, Sebesar 17, 56% Diproduksi dari Jatim

Heru Suseno, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim

Surabaya – Jawa Timur menunjukkan perannya yang sangat strategis dalam urusan pangan nasional. Jawa Timur telah mencapai swasembada dalam beberapa komoditas. Seperti padi dan jagung.

Jawa Timur mendapat alokasi pupuk bersubsidi terbesar di Indonesia tahun ini, yakni sebesar 1,88 juta ton, yang terdiri dari: Urea: 940.258 ton, NPK: 783.424 ton, NPK Kakao: 824 ton dan Organik: 157.769 ton.

Sekdaprov Jatim Adhy Karyono dalam rapat terbatas dengan kementerian pertanian beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut Sekdaprov mengatakan Jawa Timur telah mencapai stok pangan atau beras yang melimpah dibandingkan tahun sebelumnya. Yakni capaian padi Jatim pada Tahun 2024 mencapai 9,23 juta ton.

“Capaian padi Jatim pada tahun 2024 sebesar 9,23 juta ton, setara dengan 5,31 juta ton beras. Kontribusi ini setara dengan 17,56% dari kebutuhan nasional, mengukuhkan Jatim sebagai lumbung pangan nasional,” jelas Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono.

Foto : ilustrasi / salah satu sumber ketahanan pangan Jatim ditopang dari tersedianya lahan pertanian yang memadai

Selain padi, untuk jagung, Jawa Timur juga memiliki stok atau jumlah yang cukup bahkan bisa untuk di distribusikan ke provinsi lain.

“Produksi jagung Jatim pada 2024 mencapai 4,49 juta ton pipilan kering dengan kadar air 14%. Produksi daging, susu, dan telur juga telah surplus, memberikan kontribusi besar bagi kebutuhan provinsi lain di Indonesia”, ujar Adhy Karyono.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Heru Suseno kepada pesonajawatimur.com melalui pesan singkatnya.

Heru mengatakan strategi utama yang diterapkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur untuk memastikan keberlanjutan posisi Jatim sebagai lumbung padi nasional dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian, meningkatkan ketahanan pangan adalah mendorong jumlah luasan lahan tanam, sehingga dapat menjaga luas panen.

Beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas diantaranya adalah penggunaan benih berkualitas, pemupukan dan pengelolaan tanah, dan diversifikasi pertanian (meningkatkan hasil pertanian dengan cara menanam lebih dari 1 tanaman atau teknik pertanian pada lahan tertentu seperti tumpang sari/tumpang sisip).

Sementara itu penguatan ketahanan pangan dengan inovasi teknologi juga merupakan salah satu solusi penting dalam menghadapi tantangan global memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.

Diketahui, luas panen Jatim pada 2025 untuk periode Januari-Juli mencapai 1.299.222 hektar. Angka ini meningkat 13,4 persen dibanding periode sama pada tahun sebelumnya. Ia menjelaskan, luasan ini cukup mendongkrang kontribusi sektor pertanian Jatim di skala nasional.

Sementara itu dari Badan Pusat Statistik per 2 Juni 2025 menunjukan pada periode Januari hingga Juli, potensi produksi padi Jatim diperkirakan hampir mencapai 9 juta ton gabah kering panen (GKP) atau lebih tepatnya 8.784.027 ton GKP. Setara dengan 7.305.785 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 4.218.508 ton beras.

Jika dibandingkan dengan data periode yang sama pada tahun sebelumnya, potensi produksi padi dan beras Jatim mengalami kenaikan hingga 1.029.692 ton setara 13,28 persen. Berdasarkan perhitungan GKG, produksi padi tersebut meningkat dari 6.449.378 ton GKG menjadi 7.305.785 ton GKG. (her)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *