Go Fish Kini Sajikan Ayam Herbal
Didasari Atas Kepedulian Kesehatan Konsumen
Sesuai dengan moto atau slogannya “Sehat, Lezat, dan Hemat”. Go Fish Fast food kini telah hadir dengan menyajikan ayam herbal atau organik yang memiliki derajat kesehatan lebih dibandingkan ayam yang sebelumnya. Dengan digunakannya ayam sehat ini diharapkan konsumen akan semakin sadar bahwasannya kesehatan sangat penting. Terutama soal makanan.Digunakannya ayam sehat ini, menurut Samsuri pengelola Go Fish tidak menaikkan harga dari yang sebelumnya. “Justru harganya tetap, dan masyarakat memperoleh manfaat kesehatan dari kami”, terang Samsuri saat berbincang dengan Pesona Jawa Timur. Pengunaan ayam sehat ini, memang dinilai baru dalam dunia makanan cepat saji. Go Fish sendiri setidaknya terhitung sejak tiga bulan terakhir mengunakan ayam sehat ini. Didasari atas kepedulian akan kesehatan konsumen, Go Fish menyajikan sajian yang sehat dan berkualitas. “Kami sendiri sebetulnya sudah lama memikirkan ini (bahan baku yang sehat) dan alhamdulillah akhirnya keinginan itu tercapai sekarang”, terang Sholeh Hasan sang owner.
Seperti diberitakan sebelumnya, kandungan anti biotik pada ayam herbal atau organik ini dipastikan berada pada titik nol alias tidak memiliki kandungan antibiotik. Selain itu juga minimalnya bakteri salmonela yang lebih kecil dan berkurang dibanding pada ayam yang digunakan sebelumnya. “Ini merupakan inovasi pertama dimana sebuah makanan fast food dengan bahan dasar ayam yang mengunakan ayam herbal atau antibiotik”, tegas Sholeh saat pembukaan resto di Larangan Candi beberapa waktu lalu. Atas kepedulian kesehatan itu Go Fish juga
menyajikan menu ikan. Mengkonsumsi ikan dipercaya akan meningkatkan fitalitas dan umur panjang. Karena lebih sehat dibanding dading ayam yang bisa dikatakan telah ditinggalkan di Eropa dan dianggap sebagai junk food (sampah). Tentu kalau di kami (Go Fish) menu ikan itu kita jual dengan harga yang terjangkau jauh dari harga yang ada di mall-mall itu”, ungkap Sholeh.
Namun untuk mewujudkan itu (gemar makan ikan) lanjutnya, bukan masalah gampang dengan kondisi masyarakat saat ini yang lebih mendahulukan enak dari pada sehat. “Masyarakat kita ini masih belum memikirkan kesana, yang penting enak saja. Halah ndak tiap hari aja”, kata Sholeh menirukan celotehan pembeli saat diminta memilih menu ikan yang lebih sehat.
Sholeh juga menyayangkan dimana Sidoarjo sebagai daerah penghasil ikan justru konsumsi masyarakatnya untuk ikan masih kecil. Parahnya peran pemerintah juga dirasa masih perlu ditingkatkan untuk mengajak masyarakat gemar makan ikan. “Ironi menurut saya, Sidoarjo yang logonya ikan justru masyarakatnya kurang gemar mengkonsimsi ikan. Itu tantangan kami”, lanjutnya. (sas)